Gunung Selok
Gunung selok
sebenarnya merupakan area hutan yang di kelola oleh Perum Perhutani KPH
Banyumas Timur . Seluas 236, 7 Ha yang merupakan sebuah bukit yang ada
di wilayah Desa Karangbenda Kecamatan Adipala dengan ketinggian 0 sampai
dengan 150 meter diatas permukaaan laut .
Untuk menuju gunung
selok dapat dicapai dengan kendaraan penumpang bus atau angkutan
pedesaan atau kendaraan pribadi dari terminal Adipala .
Gunung
selok merupakan wisata yang nyaman mengasyikan dan unik, karena lokasi
ini menyajikan perpaduan keindahan alam berupa hutan bukit goa-goa alam
Benteng peninggalan jepang yang konon ada 25 benteng dan pantai laut
selatan .
Wisatawan yang datang berkunjung biasanya mempunyai
minat bersiarah atau ingin bersemedi di petilasan atau makam atau di
goa-goa yang ada . Petilasan yang banyak di kunjungi dan dianggap
keramat adalah Padepokan Jambe Lima dan Padepokan Jambe Pitu.
Padepokan
Jambe Lima atau Cemara Seta yang di ketemukan oleh Eyang Mara Diwangsa
yaitu saudara Patih Cakraningrat yaitu ayah kandung Cakrawerdaya Bupati
Cilacap Pertama, padepokan yang terdapat di puncak bukit sangat baik
untuk bersemedi .
Menurut legenda masyarakat setempat konon
Padepokan Jambe Lima dahulu dahulu merupakan markas pendekar-pendekar
sakti pengawal bunga sakti Kembang Wijaya Kusuma yaitu sekuntum bunga
lambang kebesaran raja-raja Jawa dimasa lampau .
Untuk mendapat bunga tersebut harus orang harus mendapat ijin dari ketua pengawal yang bernama Kyai Jambe Lima .
Kyai
Jambe Lima mempunyai empat anggota seorang diantaranya sebagai wakil
ketua yaitu Pak Cilik Sukmoyo Renggo sedang yang tiga anggota lainnya
adalah Kyai Kampret Ireng (Tunggul Wulung ), Kyai Sambung Langu
(Anggaswati ) Kyai Wesi Putih (Sang Hyang Jati ).
Alkisah suatu
hari pada tahu 1676 kerajaan Mataram jatuh ke Trunajaya . Kemudian
Pangeran Adipati Anom mengangkat diri sebagai raja menggantikan ayahnya
yaitu Sunan Amangkurat I yang meninggal di Ajibarang dan di makamkan di
Tegal Arum .
Adipati Anom bergelar Amangkurat II yang mengutus
seorang kepercayaannya bernama Ki Suropati untuk mencari kembang
wijayakusuma untuk mengukuhkan kedudukanya sebagai raja mataram .
Selain
Adipati Anom, Pangeran Puger (adik Adipati Anom) yang mengangkat
dirinya sebagai raja Mataram mengutus tokoh sakti Ki Tambak Yudo Selain
Adipati Anom dan Pangeran Puger juga Trunojoyo yang sudah merebut tahta
kerajaan juga mengutus seorang yang bernama Gedug Gandamana untuk
mendapatkan kembang Wijayakusuma.
Ketiga utusan tersebut datang
dan di tolak oleh Kyai Jambe Lima dengan alasan belum waktunya, ketiga
utusan tidak mau menerima keterangan Kyai Jambe Lima terjadi pertempuran
yang menewaskan kelima pengawal bunga tersebut termasuk tiga utusan
tersebut juga tewas, sebagai penghormatan dan peringatan maka oleh
penduduk sekitar Gunung Selok dibangunlah Padepokan Jambe Lima, dan
Jambe Pitu.
Padepokan Jambe Pitu (pertapan Ampel Gading ) yang di
renovasi oleh Presiden Soeharto dan banyak di kunjungi peziarah karena
dianggap sangat keramat karena ada 3 petilasan Sang Hyang Wisnu Murti
dan dua pusakanya yaitu Kembang Wijayakusuma atau Eyang Lengkung Kusuma
dan Cakra Baskara atau Eyang Lengkung Cuwiri.
Selain Padepokan
Jambe Lima dan Jambe Pitu juga masih banyak tempat yang ramai dikunjungi
peziarah pada hari hari tertentu seperti hari Jumat Kliwon dan hari
Selasa Kliwon dan di bulan Syura yaitu Goa Rahayu, Goa Naga Raja, Goa
Bolong, Goa Paku Waja , Goa Putih, Goa Grujugan, Goa Tikus, Goa Lawa,
dan Kaendran serta makam Kyai Sumolangu yang ada diatas benteng
peninggalan jepang .
No comments:
Post a Comment